Senin, Maret 16, 2009

Hal yang seperti inilah yang aku harapkan dari dulu. Dari sejak kelas 3 SD. Duduk sebangku dengan orang yang aku suka dari kelas 3 SD. Namanya Willy.Dari kelas 1 sd sampai sekarang, kelas 2 SMA, karena aku dengan dia sejak SD hingga SMA kini aku satu sekolah dengan Willy dan tak lupa juga dengan Rizky dan Farah. Hingga kini aku sekelas lagi dengannya.dan akhirnya aku sebangku dengannya.Awalnya kami berdua hanya saling diam.Tapi gak lama waktu berjalan, aku sama dia sudah mulai akrab.Bahkan, aku,dia,Rizky dan temanku, Farah selalu bercanda dan yang paling berisik di kelas.Pokoknya benar-benar menyenangkan.Beberapa bulan kemudian, Willy ditembak ‘cinta’ sama anak kelas sebelah namanya, Sandra dan dia cerita hal ini ke aku.Dia juga memberitahu kalau sebenarnya dia hanya ingin Sandra dianggap sebagai teman bukan lebih.Dia juga curhat sama kita bertiga (Aku, Farah dan Rizky ) kalau dia ingin nembak Sissy.Sissy anaknya biasa saja, tapi dia anaknya pintar dan baik.Setelah dia curhat tentang itu, rasanya hatiku bagaikan keiris dengan pisau.Oh ya, perkenalkan nama aku Tasya Agustinda Putri.Biasa dipanggil dengan Tasya.Aku sedih sekali mendengarnya, tapi biarkan hal ini hanya hatiku yang tahu.Esoknya dia cerita kalau dia ditolak.Kami bertiga pun menghiburnya.
“Udahlah Wil!kamu jangan sedih gitu.Kamu coba tembak sekali lagi.” hiburku.Entah apa yang aku rasakan senang atau sedih.Rasanya campur aduk.
“Ya Wil..benar apa yang dikatakan sama Tasya.Coba kamu usaha lagi.” Ujar Rizky.
“Iya benar! Jangan menyerah!kita bakal bantuin loe kok!” teriak Farah.
“Aduh Farah!jangan teriak keras-keras donk!kuping gw bisa budek.” Ucap Rizky.
“Terus sekarang apa yang mesti gw lakuin ?Gw udah usaha hampir tiga kali, tetapi tetap saja dia tolak.Mungkin sekarang bukan waktunya.” Ujarnya dengan sedih.
Aku kasihan melihat dia sedih seperti ini. Dia benar-benar terlihat kecewa.
ESOKNYA . . .
“Hi semuanya !” sapa Willy dengan gembira.
“Ya ampun bocah!kemarin sedih sekarang udah gembira lagi.Apa sich resepnya ?” ujar Farah dengan wajah yang masih kucel.
“Heh Farah!loe kucel amat sich!emangnya ga pernah mandi ya sebelum sekolah?”
“Sembarangan aja kalau ngomong!gw udah mandi tau!”
“Makanya ngaca dulu donk kalau mau berangkat.”
“Males!ngapain ngaca..buang-buang waktu aja .”
“Dasar loe cewe kucel.”
“Bodoo!!heh tadi gw nanya, apa resepnya ?”
“Resepnya tuh, kita jangan terlalu membebani pikiran dan pikirlah kalau suatu saat kita akan mendapatkan yang lebih baik .”
“Waduh!kayanya nich bukan resep dari loe dech, ini khan resep yang selalu Tasya bilang.” Ucap Farah dengan tampang lemotnya.
“Yaa lemot!ini emang yang selalu Tasya bilang ke kita.huh dasar lemot!”
******************************
“By the way, Tasya mana ?” tanya Willy.
“Katanya sakit . tadi dia nelpon gw sebelum gw berangkat sekolah .” ujar Rizky .
“Sakit apa ?”
“Gak tau dech ! tadi dia Cuma bilang kalau dia sakit .”
“Ya . . padahal gw lagi mau curhat ama dia nich .”
“Gimana kalau kita ntar jenguk ke rumahnya ?” usul Farah.
“OK !!!” ujar mereka berdua.
BEL MASUK BERBUNYI . . .
“Pagi anak-anak .” ucap sang guru, Pak Imam, wali kelas mereka yang mengajar pelajaran matematika .
“Pagi Pak !!”
“Yang ga masuk hari ini siapa ?”
“Tasya pak !!” teriak Farah.
“Ada keterangannya ?”
“Sakit .” teriak Farah lagi.
“Nyantai aja mbak, ngomongnya .” ledek Tri, teman sekelasnya.
***************************************
Sekarang aku bingung.Apa aku harus melakukan sesuatu agar Willy suka dengan aku?tapi itu bukan hal yang mudah.Aku tidak bisa memaksa hati dia buat suka sama aku.Sebaiknya biar hal ini hanya hatiku yang tahu.Jangan sampai dia mengetahui isi perasaanku yang sebenarnya.

***********************************************
“Loe tau ga Wil?” ujar Farah
“Tau apa?”
“Itu . . .”
“Itu apa lagi ? ngomong tuch to do point aja dech!!”
“Aduuuhhhh!!!masa loe ga tau sich?”
“Ya apa? Jangan buat gw penasaran.”
“Si Ahmad anak kelas sebelah tadi nembak si Sissy .” ucap Farah dengan nada resah.Berharap Willy tidak kaget.
“Terus?”
“Terus , ya si Sissy terima.”
“Yah, terus gw gimana?apa gw harus terima kenyataan sekarang?”
“Yasud loe sabar aja ya!tapi pasti dapat cewe koq!”
“Ya khan ga segampang itu Rah!!”
“Ya mau digimanain lagi???”
Sekarang perasaan yang dirasakan sama Willy, sakit hati.ya, you know lah.Gimana gak sakit hati?Ahmad, temannya.Dan dia aja diterima sama Sissy.Sedangkan dia sendiri aja ditolak.
“Udahlah Wil, lo yang sabar aja ya!” hibur Rizky.
“Gw sekarang lagi bener-bener butuh si Tasya.Gw mau curhat semuanya ama dia.Cuma dia yang bisa bikin gw tenang.”
“Ya udah, ntar kita ke rumahnya aja ya?Dah sekarang loe jangan sedih donk!” ucap Farah.
*************************************************
PULANG SEKOLAH . . .
“Jadi gak jenguk si Tasya ?” tanya Farah .
“Jadi”
“Coba smsin dia . ada di rumah atau gak . siapa tau lagi ke dokter .” ujar Willy
Farah pun mengeluarkan hp dari kantongnya, dan mulai mengetik
Tasya, lo ada d rumah ga? Gw sama yg lain mau ke rumah lo nih, okokok? See you!
-Farah
Biiip biiiip ..., hp Tasya berbunyi
Mmmm ga usah repot-repot ke rumah gw, gw gak papa kok, Cuma demam biasa ntar juga sembuh
-Tasya
“Wil, si Tasya gak mau ngerepotin kita tuh katanya, dy bilang sih Cuma demam biasa ntar juga sembuh .”
“Tuh kan si Tasya selalu aja begitu, gak mau ngerepotin orang, sedangkan banyak orang yang udah bikin dia repot, Tasya..tasyaa baik banget sih lo jadi orang!” ucap Willy sambil membayangkan gimana rasanya jika ia mempunyai kekasih yang sifatnya seperti Tasya, baik hati dan selalu menolong disaat orang itu membutuhkannya , ‘aaarrggh sial kenapa gw jadi ngelantur kaya begini!’ gumamnya dalam hati .
“Trus gw bales apaan niih?”
Kedua orang itu terlihat memandang wajah gemas dengan cewe itu dan Rizky pun berkata
“Yah bilang pokoknya mau ga mau kita harus ke rumah, haduuuh si neng lemot gimana siiiih?”
“Iya yaah!” ujarnya dengan wajah pasrah, sepertinya Farah melihat sesuatu yang baginya agak menjanggal di pikirannya, ‘emmm apa yaaah? Kayanya ada yang aneh deeh sama ntu anak? Apaa yaaah?’ pikirnya dalam hati, tetapi Farah hanya mengernyitkan keningnya pertanda dia tidak tahu menahu. Rizky yang melihat kedua kawannya itu hanya menggeleng-gelengkan kepala .
Sesampainya di Rumah Tasya
Rumah Tasya begitu asri. Taman yang begitu luas dihiasi aneka ragam bunga dan pepohonan yang bisa menyejukkan hati dan pikiran. Dan terdapat kolam kecil di sudut taman, dan juga terdapat sebuah saung di atas kolam tersebut. Tak heran rumah Tasya sebagus ini, Ayahnya Tasya seorang arsitek dan Ibunya seorang design interior sekaligus ibu rumah tangga yang bertanggung jawab. Beruntungnya Tasya memiliki semua yang diinginkan oleh anak zaman sekarang .
Ting Tooongg ... Willy pun memencetkan belnya .
Tampak seorang perempuan setengah baya yang kelihatannya sangatlah anggun, mirip sekali dengan Tasya, yaah perempuan itu adalah ibunya Tasya keluar dari pintu dan menghampiri kami dan membukakan pagar untuk kami. Dan Perempuan itu mempersilahkan kami tuk masuk dan menyuruh kami tuk duduk .
“Terima Kasih Tante, Tasyanya ada?” tanya Farah .
“Eeeeh ada kalian, emm Tasya? Tasya sejak tadi sedang istirahat di kamarnya, tante khawatir sekali dengan dia, sejak pagi demamnya naik turun. Sebaiknya, jika kalian ingin melihat kondisi Farah sekarang, silahkan saja kalian masuk ke kamarnya, tapi jangan berisik yaah hehehe, Tante mau siapin makanan dan minuman buat kalian dulu yaah.”
“Aaaaah ga usah repot-repot Tante!” ujar Farah
“Halah mau aja kan lo?” bisik Rizky sambil menyenggolkan tangan Farah .
Ibunya Farah pun sudah melangkah pergi meninggalkan mereka dengan wajah yang tersenyum, senyum yang begitu manis seperti Tasya, anaknya.
Mereka pun dengan segera menaiki tangga, karena kamar Tasya berada di lantai dua .
Dibukanya pintu kamarnya
"sshhht pelan-pelan, jangan sampe ganggu dia." ucap Farah
"Yaah Tasyanya lagi tidur lagi" keluh Willy

Tidak ada komentar: